Powered by Blogger.

Tas Hermes Tak Pantas Mahal


Hatake-Sebuah tas tangan Hermes Diamond Birkin mencapai rekor karena dilelang seharga 203.150 dollar AS atau Rp 1,8 miliar! Balai lelang Heritage Auctions mengatakan, koleksi edisi khusus itu berhiaskan emas putih 18 karat dan bertatahkan berlian. 


Tak hanya membuat penampilan lebih menarik, menggunakan tas Hermes sering disebut-sebut sebagai simbol status seorang selebriti atau sosialita.
Tengok saja, mulai dari artis papan atas Indonesia, Krisdayanti dan Syahrini sampai tersangka kasus suap Deputi Gubernur Bank Indonesia, Nunun Nurbaetie tak segan-segan merogoh koceknya untuk mendapatkan sebuah tas kenamaan asal Prancis tersebut.

Tas Hermes Tak Pantas Mahal

Om Srondol -“Wuih, akhirnya bisa megang juga tuh tas seharga rumah” kata mbak Rahmi di kantornya saat aku dan Thole mampir berkunjung.
“Oh..” kataku mlongo saja mendengar ceritanya saat menghadiri pameran tas Hermes di Jakarta itu.


Sesampai dirumah, akupun banyak bertanya ke istriku soal tas Hermes yang katanya harganya gila-gilaan. Ada yang ratusan juga, bahkan sampai semilyar rupiah. Harga yang sangat tidak masuk akal, apalagi jika ternyata isi tas nya cuman tisu dan gorengan pengganjal perut. Apalagi saat aku coba banding-bandingkan dengan tas kulit made in Garut punya istriku, kok rasanya sama saja. Bahkan kulit domba garut lebih lembut dan jahitannya halus.
“Ya beda lah pak, tas Hermes itu kan sejarahnya panjang. Bahannya berkualitas dan ‘handmade’, daftar tunggunya saja bisa sampai 6 bulan” jelas istriku
Yaelah, emangnya bahan-bahan lokal tidak kalah berkualitas? Jaket kulitku yang kubeli di Tanah Abang saja pernah ditawar 5 juta saat tugas di Jerman. Sudah bau pula karena terpakai bertahun-tahun, padahal belinya cuman 450 ribu rupiah.


“Pak, Handmade pak henmeeeet!” jelas istriku lagi.


Ya kurang apa handmade-nya produk Indonesia? Sampai saking handmadenya, batik lokal langsung tergusur produk batik printing dari negeri tetangga jauh yang produksi pabrikan itu. Entah gimana soal royalti dan ijin pemakaian motif batiknya.


Paparan alasan harga selangit yang tidak bisa diterima, kecuali soal gengsi.
“Handmade itu apa pak?” tanya Thole menyela
“Buatan tangan nak. Bukan buatan pabrik kayak tas kresek” jelasku sambil bersungut.
……


“Jangan beli itu pak” kata Thole
“Kenapa nak? Nggak enak?” tanyaku binggung
“Handmade pak, nanti mahal. Takutnya bapak tidak punya uang kayak mau beli mainan kemarin” jelasnya


“Oh kalau ini nggak mas”
“Kenapa martabak telor-nya nggak mahal ? Kan handmade juga pak?”
“Karena telornya bukan telur buaya atau telor burung onta nak” jelasku.
Penjelasan dengan nada kasihan ama abang tukang martabak ini. Sudah bikinnya sama-sama handmade, dapat bonus atraksi akrobatik muterin tepung tapi kok harganya nggak mahal — cuman 12 ribu. Spesial tambah telor lagi. Beda banget sama Hermes.

0 comments:

Post a Comment

please don't spamming.

 
Copyright © 2011 Belum Ada Judul | Themes by ada-blog.com.