SEBAGIAN besar orang menilai seks hanyalah sebagai pelampiasan syahwat semata. Psikiater dan konsultan seks, Dr Margaret Paul menyebutkan, ternyata seks juga dilakukan untuk memberi kekuatan terhadap jiwa yang lemah.
The wounded self, demikian Paul menjuluki sisi lemah yang timbul secara alamiah dan dimiliki setiap orang.
Seperti dituturkan dalam YourTango.com, tak sedikit orang yang ketagihan seks bukan sebagai pelampiasan nafsu, namun untuk ketenangan diri.
“Sisi lemah inilah yang mendorong seseorang dalam menggunakan seks untuk mendapatkan kasih sayang, menghindari rasa sakit, dan merasa aman,” ujar Paul.
Sayangnya, sisi lemah ini dapat berbahaya jika terus-menerus dijadikan tameng dalam berhubungan seks.
Orang-orang yang memanfaatkan seks untuk menenangkan sisi lemah dalam dirinya memiliki kecenderungan untuk melakukan kekerasan secara fisik atau pelecehan seksual.
Perlahan namun pasti, pasangannya pun akan merasa hanya dijadikan sebagai pelarian saat nafsu mulai meninggi.
Selain tingginya the wounded self dalam diri seseorang, apa lagi yang menjadi alasan seseorang dalam berhubungan intim?
Menurut Paul, ada 10 alasan lain.
1. Merasa rapuh, tidak aman, dan ingin merasa dicintai.
2. Untuk menarik ‘lawan main’ dan membuatnya benar-benar mencintai, tidak hanya sekedar menjadi sex partner.
3. Untuk mengendalikan dan ‘mengikat’ perasaan pasangan.
4. Merasakan dorongan seksual dan menginginkan seseorang untuk mengendalikannya.
5. Berharap semoga seks dapat menghilangkan stress.
6. Berharap semoga seks menghilangkan insomnia dan membuat cepat tidur.
7. Memegang kendali terhadap pasangan.
8. Menghindari perasaan sedih atau merasakan kesendirian.
9. Ingin dipeluk dan dimanjakan.
10. Jatuh cinta dan ingin mengekspresikannya secara fisik.
0 comments:
Post a Comment
please don't spamming.